Nats : Mazmur 67:1-8
Thema
:
ALLAH
TELAH MEMBERKATI KITA
Kehidupan orang percaya tidak
terlepas dengan perbuatan/tindakan ataupun kebiasaan “mengucap syukur”. Ada
banyak alasan mengucap syukur. Yang pasti semakin seseorang beriman kepada
Tuhan akan semakin mengucap syukur. Ia tidak hanya mengucap syukur dikarenakan
hal-hal besar, atau mengucap syukur karena mengalami hal-hal seperti yang di
harapkan/diingini, tetapi juga mengucap syukur ketika mengalami sesuatu yang
tidak seperti yang diharapkan. Memang hal ini tidaklah segampang diucapkan.
Tetapi paling tidak rasul Paulus telah melakukan hal ini . Ia juga manusia sama
seperti kita. Mengapa kita tidak bisa? Apa rahasia kekuatan Paulus? Tidak lain karena ia
tahu benar bahwa ia sudah mengalami hal luar biasa dalam hidupnya yakni
penebusan Yesus Kristus atas hidupnya. Hidupnya yang penuh dosa, yang
seharusnya berujung kepada kematian kekal , telah ditebus dengan harga sangat
mahal yakni kematian Yesus di kayu salib. Apakah yang lebih “wah” (lebih besar)
dari hal itu??? Karena itu mengucap syukur seharusnya menjadi gaya hidup orang
percaya. Mengucap syukur dalam segala hal .
Dalam pembacaan Firman Tuhan,
Pemazmur juga sangat menekankan untuk mengucap syukur. Ada sebanyak empat kali
disebutkan agar mengucap syukur. Rupanya pemazmur sangat mengenal Allah. Bahwa
Tuhan itu sangat baik. Ia mengasihi dan memberkati umatNya. Dalam ayat 7
pemasmur mengatakan "Tanah telah memberi hasilnya, Allah, Allah kita,
memberkati kita." Karena itu sangat keterlaluanlah jika umatNya tidak
mengucap syukur.
Tetapi yang juga perlu kita
renungkan ialah apakah ketika kita membuat kegiatan/kebaktian atau apa pun itu
dalam rangka ucapan syukur, kita sungguh-sungguh memahami dan menghayati arti
dari mengucap syukur tersebut? Makna dari mengucap syukur tidak lain sebagai
respons dan pengakuan dari umat/orang percaya bahwa apa yang dialami, apa yang
telah dimiliki semuanya bukan karena kebetulan, bukan karena kekuatan, bukan
karena kepintaran kita, tapi semata-mata karena berkat Allah. Semuanya karena
pertolongan dan campur tangan Allah. Ini penting supaya acara atau pun kegiatan
yang di hubungkan dengan “kebaktian ucapan syukur” tidak sekedar formalitas
saja. Sebaliknya kegiatan seperti ini, kegiatan yang kita percaya menyenangkan
hati Tuhan sungguh-sungguh membawa pengaruh kepada orang yang melakukannya,
dalam hal ini keluarga Andri Tarigan dalam sikap hidup pada masa-masa
mendatang.
Kalau benar penghayatan kita seperti
pemazmur dalam ayat 7 renungan kita: “Tanah telah memberi hasilnya; Allah,
Allah kita, memberkati kita”, akan membuat kita:
- Tetap mempercayakan masa depan
kita kepadaNya.
- Mempergunakan semua yang telah
kita terima bagi kemuliaan Tuhan.
- Tidak sombong, tidak angkuh dan
tidak pelit karena segala sesuatu yang dimiliki di pahami dan diamini oleh
karena Tuhan sudah memberkati.
- Hidup menurut kehendak Tuhan,
bukan sebaliknya.
Sebagaimana difirmankan dalam Matius
6:33, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”, mengingatkan kita, bahwa hanya oleh
karena kasihNyalah maka kita dapat hidup. Sebab apakah yang menjadi keperluan
kita? Apa pun yang kita perlukan untuk kebahagiaan kita Allah akan
memberikannya. Yang penting sebagaimana yang dikatakan Yesus: carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya. Titik.
Karena itu ibadah ucapan syukur
memasuki rumah baru ini kiranya menjadi kesaksian dari keluarga akan kebaikan
Tuhan, bahwa hanya oleh pertolongan dan berkat Tuhanlah semua ini dapat
dimiliki. Dan kesaksian ini juga kiranya menguatkan kita yang hadir saat ini.
Bahwa benar apa yang disaksikan pemazmur: “Tanah telah memberi hasilnya; Allah,
Allah kita, memberkati kita”. Karena itu marilah kita senantiasa mengucp syukur
atas segala kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar